"FUCKING FUCK!"
"Ayo semuanya ayo~ 1.. 2.. 3.. HOHAAAA!!"
"Siapa mau mie ayam Pak Roni?!"
"Titip slurpee dong. Yang rasa..."
(Selesai meeting pagi hari)
(Putung-putung rokok yang memenuhi asbak)
"Wei. asbak bagi satu kali. Semeja, satu orang satu asbak ini mah." (Derai tawa.)
(Lagu We Are Young, Kopi Hitam, terkadang musik Soul)
"Tolong dong printernya error.. Koh Anton! Toloooong."
"Paper jam!"
"Gue kirim ke email lo ya."
Ini hanya sebagian kecil dari kita.
"Ayo semuanya ayo~ 1.. 2.. 3.. HOHAAAA!!"
"Siapa mau mie ayam Pak Roni?!"
"Titip slurpee dong. Yang rasa..."
(Selesai meeting pagi hari)
(Putung-putung rokok yang memenuhi asbak)
"Wei. asbak bagi satu kali. Semeja, satu orang satu asbak ini mah." (Derai tawa.)
(Lagu We Are Young, Kopi Hitam, terkadang musik Soul)
"Tolong dong printernya error.. Koh Anton! Toloooong."
"Paper jam!"
"Gue kirim ke email lo ya."
Ini hanya sebagian kecil dari kita.
Kita lebih besar dan lebih banyak dari ini.
Kita punya watak yang berbeda. Sifat berbeda. Pendapat serta suara masing masing orang pun nyaris tak sama. Pernah ada pertengkaran. Bentakan. Peluh lelah. Jerit-jerit ngilu karena urat kaki kita yang tertarik karena kelelahan berjalan bahkan berlari bolak-balik tangga MEIS yang belum jadi atau mungkin saat bolak balik tangga di Twin Plaza? Tapi seberat apapun yang kita lalui, jam-jam malam yang terpakai untuk bekerja, matahari pagi yang sempat jarang kita temui karena kita selalu berada di dalam ruangan. Jepretan-jepretan iseng. Atau bagaimana ramainya kita jika salah satu orang membawa makanan. Pesanan kita yang ribet kalau salah satu mau keluar membeli Slurpee di Seven Eleven Radio Dalam. Mangkuk-mangkuk mie ayam yang teronggok dekat pintu masuk menunggu diambil oleh pemiliknya. Kita punya masing-masing cerita untuk di tertawakan. Kita punya masing-masing cerita untuk dirindukan. Yang mana membawa kehangatan dalam hatimu ketika mengingat sepenggal kejadian yang terekam dalam memori terjelas di pikiranmu.
Mereka mungkin bilang kita hanya partner kerja. Kita hanya tim yang dipertemukan untuk mengurus sebuah event di Jakarta. Hanya sebatas itu. Mungkin itu gambaran umum sebuah tim, gambaran umum mereka. Tapi maaf saya tidak setuju dengan mereka. Bagi saya, kita bukan hanya sebuah tim. Hanya sebatas rekan kerja. Bukan, saya melihat kita lebih dari itu. Ada cerita di dalam cerita. Ada tawa di dalam setiap muka kelelahan kita. Ada senyum hangat manakala ditengah lelahnya ada saja yang membuat lelucon. Pada masing-masing diri kita pernah ada intrik. Tapi pada akhirnya, tawa kita masih terdengar bersama sama. Tidak tawanya saja, atau pun tawa ku. Tapi tawa kita.
Saya bahagia Tuhan mengizinkan saya bertemu bahkan sempat bekerjasama dengan orang-orang yang ada maupun tidak ada di dalam foto. Semua. Tanpa terkecuali. Ini institusi paling mahal dimana institusi dengan uang pangkal ratusan juta pun tak akan sanggup memberikan apa yang saya peroleh dari sini. Pelajaran yang saya dapat di dalamnya adalah yang termahal, saya tidak akan pernah bisa membeli pengalaman dan belajar darinya jika bukan saya yang berada di dalamnya dan mengecap sendiri pahit, pedas, asam, maupun manisnya. Ya kan?
Semoga Tuhan mengizinkan kita semua untuk berkumpul kembali dalam satu kesempatan. Saya merindukan kalian semua. Keluarga saya.
No comments:
Post a Comment